Salam gurungapak! kemajuan mengenai ilmu pengetahuan tak boleh dibendung lagi, terus dan terus mengalami kemajuan pesat, tak heran semakin banyak membaca kita menjadi semakin tidak tahu apa-apa, pernyataan tersebut memang benar adanya. Seperti yang akan kita bahas pada postingan kali ini mengenai bunyi suprasegmental. Namun, untuk memahami secara keseluruhan alangkah baiknya kita baca terlebih dahulu mengenai, terjadinya bunyi bahasa, klasifikasi bunyi bahasa, klasifikasi vokal, klasifikasi konsonan, pengaruh bunyi transliterasi dan transkripsi.
Baiklah apa si yang dimaskud dengan bunyi suprasegmental itu, jadi bunyi suprasegmental adalah bunyi yang menyertai bunyi segmental. Bunyi suprasegmental dapat diklasifikasikan menurut cirri-cirinya waktu diucapkan. Ciri-ciri Prosodo adalah ciri-ciri bunyi suprasegmental waktu diucapkan dan dapat diklasifikasikan sbb :
1. Panjang atau Kuantitas
Ini menyangkut lamanya bunyi lamanya bunyi diucapkan. Suatu bunyi segmental yang diucapkan alat-alat ucap dipertahankan cukup lama, pastilah disertai bunyi suprasegmental dengan cirri prosodi yang panjang dan sebaliknya. Tanda untuk panjang ialah [. . . : ] (tanda titik dua disebelah kanan bunyi segmental) atau [ - ] (tanda garis pendek diatas bunyi segmental). Tanda untuk panjang itu disebut mora, yang lazim dipakai dalam bahasa Jepang.
2. Nada (Pitch)
Nada menyangkut tinggi-rndahnya bunyi. Suaatu bunyi segmental yang diucapkan dengan frekuensi getaran yang tinggi, pastilah dibarengi dengan bunyi suprasegmental dengan cirri prosodi nada tinggi dan demikian pula sebaliknya.
Nada yang lazim dpakai dalam bahasa-bahasa nada dapat dibedakan menjadi lima yaitu :
a. Nada naik, yaitu nada yang meninggi, ditandai [ ]
b. Nada datar, ditandai dengan [ -- ]
c. Nada turun, yaitu nada yang merendah, ditandai [ ]
d. Nada turun naik, yaitu nada yang menurun kemudian meninggi, ditandai [ v ]
e. Nada naik turun, yaitu nada yang meninggi kemudian merendah, ditandai [ ^ ]
Variasi nada yang menyertai bunyi segmental dalam kalimat disebut intonasi. Dala hal intonasi variasi nada biasanya dibedakan menjadi empat, sbb :
a. Nada rendah ditandai dengan angka 1
b. Nada sedang ditandai dengan angka 2
c. Nada tinggi ditandai dengan angka 3
d. Nada sangat tinggiditandai dengan angka 4
3. Tekanan (Stress)
Menyangkut keras lunak 9lemah)-nya bunyi. Suatu bunyi segmental yang diucapkan dengan ketegangan kekuatan arus udara sehingga menyebabkan amplitudonya lebar,pastilah dibarengi dengan bunyi suprasegmental dengan cirri prosodi tekanan keras. Sebaliknya, suatu bunyi segmental yang diucapkan tanpa ketegangan kekuatan arus udara sehingga amplitudonyatidak lebar atau sempit, pastilah debarengi dengan bunyi suprasegmental ciri prosodi tekanan lunak (lemah).
Demikianlah, jadi tekanan dibedakan atas tekanan keras yang ditandai dengan [!..] dan tekanan lunak (lemah).
4. Jeda atau Persendian (juncture)
Menyangkut perhentian bunyi dalam bahasa.Suatu bunyi segmental dalam suku kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana pastilah disertai dengan bunyi suprasegmental perhentian di sana-sini. Bunyi suprasegmental yang berdiri prosodi perhentian sana-sini itu disebut jeda atau persendian. Bahasa yang satu dengan yang lain, jedanya berbeda-beda; ada yang jedanya jelas, ada yang mungkin tidak jelas.
Menurut tempatnya jeda dapat dibedakan menjadi empat dan biasanya ditandai sbb :
a. Jeda antar suku kata dalam kata ditandai dengan [+]
b Jeda antar kata dalam frasa ditandai dengan [ / ]
c. Jeda frasa dalam klausa ditandai dengan [//]
d. Jeda antar kalimat dalam wacana ditandai dengan [ # ].
Demikianlah pembahasan mengenai bunyi suprasegmental, semoga tetap menginspirasi dan memeberikan manfaat kepada para pembaca sekalian. Salam gurungapak!

0 Response to " BUNYI SUPRASEGMENTAL"
Post a Comment
Terimakasih sudah bersedia berkunjung. Semoga bermanfaat. Silahkan tulis komentar anda di papan komentar. Komentar anda sangat bermanfaat untuk kemajuan artikel-artikel selanjutnya.