Ragam dan Laras Bahasa

Postingan kali ini masih dalam lingkup Bahasa tepatnya mengenai materi Ragam dan Laras Bahasa. Materi ini ada pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Namun, pastinya tak hanya untuk mahasiswa saja siapapun boleh membacanya sebagai penambah pengetahuan. Walaupun masih alakadarnya dan masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi sebagai seorang pendidik tak ada salahnya berbagi ilmu pengetahuan agar apa yang saya ketahui bermanfaat untuk orang lain. Baiklah, silahkan dibaca mengenai Ragam dan Laras Bahasa.  Ketika bahasa itu berada pada tataran fungsi bahasa ekspresi diri dan fungsi bahasa komunikasi, bahasa yang digunakan masuk ke dalam ragam bahasa dan laras bahasa.  Ragam  bahasa  adalah variasi  bahasa  yang  terbentuk karena  pemakaian  bahasa.  Pemakaian  bahasa  itu  dibedakan  berdasarkan media yang digunakan topik pembicaraan, dan sikap pembicaranya. Di pihak lain, laras bahasa dimaksudnya kesesuaian antara  bahasa dan fungsi pemakaiannya. Fungsi pemakaian bahasa lebih diutamakan dalam  laras bahasa dari pada aspek lain dalam ragam bahasa. Selain itu, konsepsi antara ragam  bahasa dan laras bahasa saling terkait dalam perwujudan aspek komunikasi bahasa.  Laras bahasa apa pun akan memanfaatkan ragam bahasanya. Misalnya, laras bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.  1. Ragam Bahasa  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ragam bahasa diartikan variasi bahasa menurut pemakaiannya, topik yang dibicarakan hubungan pembicara dan teman bicara,  dan medium pembicaraannya. Pengertian ragam bahasa ini dalam berkomunikasi perlu memperhatikan aspek (1) situasi yang dihadapi, (2) permasalahan yang hendak  disampaikan, (3) latar belakang pendengar atau pembaca yang dituju, dan (4) medium atau sarana bahasa yang digunakan. Keempat aspek dalam ragam bahasa tersebut lebih mengutamakan aspek situasi yang dihadapi dan aspek medium bahasa yang digunakan dibandingkan kedua aspek yang lain.      1.1 Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi Pemakaianannya  Berdasarkan situasi pemakaiannya, ragam bahasa terdiri atas tiga bagian, yaitu ragam  bahasa formal, ragam bahasa semiformal, dan ragam bahasa nonformal. Setiap ragam bahasa dari sudut pandang yang lain dan berbagai jenis laras bahasa diidentifikasikan ke dalam situasi pemakaiannya. Misalnya, ragam bahsa lisan diidentifikasikan sebagai ragam bahasa formal, semiformal, atau nonformal. Begitu juga laras bahasa manjemen diidentifikasikan sebagi ragam bahasa formal, semiformal, atau nonformal. Ragam bahasa  formal memperhatikan kriteria berikut agar bahasanya menjadi resmi.       1.  Kemantapan dinamis dalam pemakaian kaidah sehingga tidak kaku tetapi  tetap                    lebih luwes dan dimungkinkan ada perubahan kosa kata dan istilah dengan benar.      2.  Penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara konsisten dan eksplisit.      3.  Penggunaan bentukan kata secara lengkap dan tidak disingkat.      4.  Penggunaan imbuhan (afiksasi) secara eksplisit dan konsisten      5.  Penggunaan ejaan yang baku pada ragam bahasa tulis dan lafal yang baku pada                 ragam bahasa lisan.  Berdasarkan kriteria ragam bahasa formal di atas, pembeda antara ragam formal, ragam semiformal, dan ragam nonformal diamati dari hal berikut:       1.  Pokok masalah yang sedang dibahas,      2.  Hubungan antara pembicara dan pendengar,      3.  Medium bahasa yang digunakan lisan atau tulis,      4.  Area atau lingkungan pembicaraan terjadi, dan      5.  Situasi ketika pembicaraan berlangsung.  Kelima pembeda ragam baasa di atas, dipertegas lagi pembedaan antara ragam  bahasa  formal dan ragam bahasa nonformal yang paling mencolok adalah sebagai berikut:      1. Penggunaan kata sapaan dankata ganti, misalnya:          Saya dan gue/ogut          Anda dan lu/situ/ente       2.  Penggunaan imbuhan  (afiksasi), awalan (prefix), akhiran (sufiks), gabungan                      awalan dan akhiran (simulfiks), dan imbuhan terpisah (konfiks). Misalnya:          Awalan:       Menyapa – apaan                              Mengopi – ngopi          Akhiran:       Laporan – laporin                              Marahi – marahin          Simulfiks:    Menemukan------nemuin                              Menyerahkan-----nyerahin          Konfiks:       Kesalaha-----------nyalahin                              Pembetulan-------betulin       3. Penggunaan unsur fatik (persuasi) lebih sering muncul dalam ragam bahasa                          nonformal, seperti sih, deh, dong,kok,lho, ya kale, gitu ya.       4.  Penghilangan unsur atau fungsi kalimat (S-P-O-Pel-Ket) dalam ragam bahasa                      nonformal yang menganggu penyampaian suatu pesan. Misalnya,           Penghilangan subjek:         Kepada hadirin harap brdiri.           Penghilangan predkat:       Laporan itu untuk pimpinan.           Penghilangan objek :         RCTI melaporkan dariMedan.           Penghilangan pelengkap:  Mereka berdiskusi dilantai II.  1.2 Ragam bahasa berdasarkan mediumnya  Berdasarkan mediumnya ragambahasa terdiri atas dua ragam bahasa, yaitu       (1) ragam bahasa lisan       (2) ragam bahasa tulis.  Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dilafalkan langsung oleh penuturnya kepada pendengar atau teman bicaranya. Ragam bahasa lisan ini ditentukan oleh intonasi dalam  pemahaman maknanya. Misalnya,      (a) Kucing/ makan tikus mati.      (b) Kucing makan//tikus mati.      (c) Kucing makan tikus/mati.  Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang ditulis atau dicetak  dengan memerhatikan penempatan tanda baca dan ejaan secara benar. Ragam bahasa tulis dapat bersifat formal, semiformal, dan nonformal. Dalam penulisan makalah seminar  dan skripsi, penulis harus menggunakan ragam bahasa formal, sedangkan ragam bahasa  semiformal digunakan dalam perkuliahan dan ragam bahasa nonformal digunakan keseharian secara informal.   Penggunaan ragam bahasa dan laras bahasa dalam penulisan karangan ilmiah harus berupaya pada      (1) ragam bahasa formal,      (2) ragam bahasa tulis,      (3) ragam bahasa lisan ,      (4) laras bahasa ilmiah, dan      (5) berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.  B. LARAS BAHASA  Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Laras bahasa terkait langsung dengan selingkung bidang (home style) dan keilmuan, sehingga  dikenalah laras bahasa ilmiah dengan bagian subsublarasnya. Pembeda antara sub-sublaras bahasa seperti dalam laras ilmiah itu dapat diamati dari       (1) penggunaan kosakata dan bentukan kata,      (2) penyusunan frasa,klausa, dan kalimat,      (3) penggunaan istilah      (4 )pembentukan paragraf,      (5) penampilan hal eknis,      (6) penampilan kekhasan dalam wacana.  Berdasrkan konsepsi laras bahasa tersebut, laras bahasa ekonomi mempunyai sub-sublaras bahasa manajemen, sublaras akuntansi, sublaras asuransi, sublaras perpajakan, dll.  Begitulah mengenai Ragam dan Laras Bahasa semoga bermanfaat. Salam Guru Ngapak!  Baca Juga:  1. Dialek, Idiolek dan sosiolek 2. Manfaat Sastra dalam Dunia Pendidikan 3. Pengertian Fonetik
Postingan kali ini masih dalam lingkup bahasa tepatnya mengenai materi Ragam dan Laras Bahasa. Materi ini ada pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Namun, pastinya tak hanya untuk mahasiswa saja siapapun boleh membacanya sebagai penambah pengetahuan. Walaupun masih alakadarnya dan masih jauh dari kesempurnaan, tetapi sebagai seorang pendidik tak ada salahnya berbagi ilmu pengetahuan agar apa yang kita ketahui bermanfaat untuk orang lain. Baiklah, silahkan dibaca mengenai Ragam dan Laras Bahasa.

Ketika bahasa itu berada pada tataran fungsi bahasa ekspresi diri dan fungsi bahasa komunikasi, bahasa yang digunakan masuk ke dalam ragam bahasa dan laras bahasa.  Ragam  bahasa  adalah variasi  bahasa  yang  terbentuk karena  pemakaian  bahasa.  Pemakaian  bahasa  itu  dibedakan  berdasarkan media yang digunakan topik pembicaraan, dan sikap pembicaranya. Di pihak lain, laras bahasa dimaksudnya kesesuaian antara  bahasa dan fungsi pemakaiannya. Fungsi pemakaian bahasa lebih diutamakan dalam  laras bahasa dari pada aspek lain dalam ragam bahasa. Selain itu, konsepsi antara ragam  bahasa dan laras bahasa saling terkait dalam perwujudan aspek komunikasi bahasa.  Laras bahasa apa pun akan memanfaatkan ragam bahasanya. Misalnya, laras bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.


1. Ragam Bahasa

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ragam bahasa diartikan variasi bahasa menurut pemakaiannya, topik yang dibicarakan hubungan pembicara dan teman bicara,  dan medium pembicaraannya. Pengertian ragam bahasa ini dalam berkomunikasi perlu memperhatikan aspek (1) situasi yang dihadapi, (2) permasalahan yang hendak  disampaikan, (3) latar belakang pendengar atau pembaca yang dituju, dan (4) medium atau sarana bahasa yang digunakan. Keempat aspek dalam ragam bahasa tersebut lebih mengutamakan aspek situasi yang dihadapi dan aspek medium bahasa yang
digunakan dibandingkan kedua aspek yang lain.
    
1.1 Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi Pemakaianannya

Berdasarkan situasi pemakaiannya, ragam bahasa terdiri atas tiga bagian, yaitu ragam  bahasa formal, ragam bahasa semiformal, dan ragam bahasa nonformal. Setiap ragam bahasa dari sudut pandang yang lain dan berbagai jenis laras bahasa diidentifikasikan ke dalam situasi pemakaiannya. Misalnya, ragam bahsa lisan diidentifikasikan sebagai ragam bahasa formal, semiformal, atau nonformal. Begitu juga laras bahasa manjemen diidentifikasikan sebagi ragam bahasa formal, semiformal, atau nonformal. Ragam bahasa  formal memperhatikan kriteria berikut agar bahasanya menjadi resmi.

     1.  Kemantapan dinamis dalam pemakaian kaidah sehingga tidak kaku tetapi  tetap                    lebih luwes dan dimungkinkan ada perubahan kosa kata dan istilah dengan benar.
     2.  Penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara konsisten dan eksplisit.
     3.  Penggunaan bentukan kata secara lengkap dan tidak disingkat.
     4.  Penggunaan imbuhan (afiksasi) secara eksplisit dan konsisten
     5.  Penggunaan ejaan yang baku pada ragam bahasa tulis dan lafal yang baku pada                 ragam bahasa lisan.

Berdasarkan kriteria ragam bahasa formal di atas, pembeda antara ragam formal, ragam semiformal, dan ragam nonformal diamati dari hal berikut:

     1.  Pokok masalah yang sedang dibahas,
     2.  Hubungan antara pembicara dan pendengar,
     3.  Medium bahasa yang digunakan lisan atau tulis,
     4.  Area atau lingkungan pembicaraan terjadi, dan
     5.  Situasi ketika pembicaraan berlangsung.

Kelima pembeda ragam baasa di atas, dipertegas lagi pembedaan antara ragam  bahasa  formal dan ragam bahasa nonformal yang paling mencolok adalah sebagai berikut:
     1. Penggunaan kata sapaan dankata ganti, misalnya:
         Saya dan gue/ogut
         Anda dan lu/situ/ente

     2.  Penggunaan imbuhan  (afiksasi), awalan (prefix), akhiran (sufiks), gabungan                      awalan dan akhiran (simulfiks), dan imbuhan terpisah (konfiks). Misalnya:
         Awalan:       Menyapa – apaan
                             Mengopi – ngopi
         Akhiran:       Laporan – laporin
                             Marahi – marahin
         Simulfiks:    Menemukan------nemuin
                             Menyerahkan-----nyerahin
         Konfiks:       Kesalaha-----------nyalahin
                             Pembetulan-------betulin

     3. Penggunaan unsur fatik (persuasi) lebih sering muncul dalam ragam bahasa                          nonformal, seperti sih, deh, dong,kok,lho, ya kale, gitu ya.

     4.  Penghilangan unsur atau fungsi kalimat (S-P-O-Pel-Ket) dalam ragam bahasa                      nonformal yang menganggu penyampaian suatu pesan. Misalnya,
          Penghilangan subjek:         Kepada hadirin harap brdiri.
          Penghilangan predkat:       Laporan itu untuk pimpinan.
          Penghilangan objek :         RCTI melaporkan dariMedan.
          Penghilangan pelengkap:  Mereka berdiskusi dilantai II.


1.2 Ragam bahasa berdasarkan mediumnya

Berdasarkan mediumnya ragambahasa terdiri atas dua ragam bahasa, yaitu
      (1) ragam bahasa lisan
      (2) ragam bahasa tulis.

Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dilafalkan langsung oleh penuturnya kepada pendengar atau teman bicaranya. Ragam bahasa lisan ini ditentukan oleh intonasi dalam  pemahaman maknanya. Misalnya,
     (a) Kucing/ makan tikus mati.
     (b) Kucing makan//tikus mati.
     (c) Kucing makan tikus/mati.

Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang ditulis atau dicetak  dengan memerhatikan penempatan tanda baca dan ejaan secara benar. Ragam bahasa tulis dapat bersifat formal, semiformal, dan nonformal. Dalam penulisan makalah seminar  dan skripsi, penulis harus menggunakan ragam bahasa formal, sedangkan ragam bahasa  semiformal digunakan dalam perkuliahan dan ragam bahasa nonformal digunakan keseharian secara informal. 

Penggunaan ragam bahasa dan laras bahasa dalam penulisan karangan ilmiah harus berupaya pada
     (1) ragam bahasa formal,
     (2) ragam bahasa tulis,
     (3) ragam bahasa lisan ,
     (4) laras bahasa ilmiah, dan
     (5) berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.


B. LARAS BAHASA

Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Laras bahasa terkait langsung dengan selingkung bidang (home style) dan keilmuan, sehingga  dikenalah laras bahasa ilmiah dengan bagian subsublarasnya. Pembeda antara sub-sublaras bahasa seperti dalam laras ilmiah itu dapat diamati dari

     (1) penggunaan kosakata dan bentukan kata,
     (2) penyusunan frasa,klausa, dan kalimat,
     (3) penggunaan istilah
     (4 )pembentukan paragraf,
     (5) penampilan hal eknis,
     (6) penampilan kekhasan dalam wacana.

Berdasrkan konsepsi laras bahasa tersebut, laras bahasa ekonomi mempunyai sub-sublaras bahasa manajemen, sublaras akuntansi, sublaras asuransi, sublaras perpajakan, dll.


Begitulah mengenai Ragam dan Laras Bahasa semoga bermanfaat. Salam Guru Ngapak!

Baca Juga:

1. Dialek, Idiolek dan sosiolek

2. Manfaat Sastra dalam Dunia Pendidikan
3. Pengertian Fonetik

Silahkan masukan e-mail Anda sekarang, untuk mendapatkan update artikel terbaru (Gratis!):

Delivered by FeedBurner

0 Response to "Ragam dan Laras Bahasa"

Post a Comment

Terimakasih sudah bersedia berkunjung. Semoga bermanfaat. Silahkan tulis komentar anda di papan komentar. Komentar anda sangat bermanfaat untuk kemajuan artikel-artikel selanjutnya.