SYARAT KALIMAT EFEKTIF

Kalimat yang baik adalah kalimat yang tergolong efektif dalam menyampaikan pesan kepada lawan bicara atau orang yang membacanya. Tujuan kalimat efektif sendiri untuk mengontrol penyusunan suatu kalimat menjadi  jelas dan langsung mengarah pada inti pembicaraan (to the point ) supaya tidak terkesan berlebihan atau berputar-putar yang mengakibatkan kalimat menjadi sulit dipahami dan dimengerti oleh lawan bicara kita. Adapun syarat dari kalimat efektif adalah:  1. FUNGSI GRAMATIKAL DALAM KALIMAT EFEKTIF ATAU KESATUAN FUNGSI GRAMATIKAL Fungsi  gramatikal atau  unsur  struktur  dalam kalimat  dikenal  dengan istilah  subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan yang dirumuskan atau disngkat menjadi   S + P + (O/Pel.) + (Ket) /      S      : adalah subjek      P      : adalah predikat      O      : adalah objek      Pel  .:  adalah pelengkap      Ket.  : adalah keterangan. Fungsi   subjek  dan  fungsi  predikat  harus ada  dan  jelas  dalam kalimat  dan secara  fakultatif  diperlukan  fungsi  objek,  fungsi  pelengkap,  dan  fungsi keterangan.    SUBJEK  adalah  fungsi  kalimat  yang  menandai  apa  yang  dinyatakan  oleh penulis. Posisi subjek dalam kalimat bebas, yaitu terdapat pada awal, tengah, atau akhir kalimat.  PREDIKAT  adalah fungsi  kalimat yang  menandai  apa  yang  dinyatakan oleh penulis  tentang  subjek.  Posisi  predikat  dalam  kalimat  juga  bebas, kecuali tidak boleh di belakang objek dan di belakang pelengkap.  OBJEK adalah fungs ikalimat yang melengkapi kata kerja aktif dan kata kerja pasif sebagai hasil perbuatan, yang dikenai perbuatan, yang menerima,atau yang  diuntungkan  oleh  perbuatan  sebagai  predikat. Fungsi objek  selalu terletak di belakang predikat berkata kerja transitif.  PELENGKAP adalah  fungsi  yang  melengkapi  fungsi  kata  kerja  berawalan ber- dalam predikat,  sehingga  predikat  kalimat  menjadi  lebih lengkap.  Posisi pelengkap dalam kalimat terletak di belakang predikat berawalan ber-.  KETERANGAN  adalah  fungsi  kalimat  yang  melengkapi  fungsi-fungsi kalimat, yaitu melengkapi fungsi subjek, fungsi predikat, dan fungsi objek, atau fungsi  semua  unsur  dalam kalimat.  Posisi  keterangan  dalam  kalimat bebas dan  tidakn  terbatas.  Tidak  terbatas  dimaksudkan  fungsi keterangan  dapat  lebih  dari  satu  pada  posisi  bebas  yang  sesuai  dengan  kepentingan fungsi-fungsi kalimat.  Perhatikanlah posisi fungsi-fungsi kalimat berikut. (1)   Setelah bekerja selama tiga hari, panitia pelaksana seminar lingkungan hidup itu berhasil merumuskan undang-undang kebersihan tata kota Jakarta di Kantor DPD DKI Jakarta.  (P-Pel-S-P-O-K) (2)   Keputusan hakim perlu ditinjau kembali.( S – P) (3)   Perlu ditinjau kembali keputusan hakim. (P – S) (4)   Kelompok Pialang (broker) berbicara tentang fluktuasi harga sama IHSG. (S – P – Pel.) (5)  Selama tahun 2012 fluktuasi harga saham IHSG mengalami kenaikan yang signifikan  sebanyak 12 kali di Bursa Efek Jakarta (K – S – P – O – K) (6)   Pengacara tersebut mempelajari undang-undang pencemaran nama baik dan membandingkannya dengan Undang-undang Dasar RI. (S1 – P1 – O1 – P2 – K)  (7)   Evaluasi pembelajaran mahasiswa meliputi empat komponen, yaitu komponen UTS, komponen UAS, komponen kehadiran, dan komponen makalah ilmiah.  (S1 – P1 – O1 – K1 – K2- K3 – K4) (8)   Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadah dengan leluasa. (S3- P3 – S1 – P1 – S2 – P2)   Perhatikanlah contoh kalimat majemuk dalam posisi fungsi yang berbeda berikut. (9)   Bahwa kemerdekaan itu hak semua bangsa sudah diketahui semua orang.  ( S1 (konjungsi + S2 + P2)  -  P1 - O1.) (10)   Dosen  mengatakan bahwa komponen nilai UAS berbobot 40%. (S1 -P1 - O1 (S2+P2)). (11)  Hasil UAS mahasiswa dibatalkan jika mahasiswa ketahuan mencontek.  (S1 – P1 – K1 (S2+P2)). (12)  Kelompok C berpresentasi dan tim juri menilainya. (S1 – P1 + S2 – P2) (13)  Kinerja bisnis mulai membaik dan perkembangan ekonomi menjadi stabil setelah pemilu berlangsung damai. (S1 - P1 + S2 – P2 + (S3 + P3)  2. KEPADUAN (KOHERENSI) DALAM KALIMAT  Kepaduan  atau  keherensi   dalam    kalimat  efektif   adalah  hubungan timbal  balik  atau  hubungan  kedua  arah  di  antara  kata  atau  frasa  dengan jelas,  benar,  dan  logis.  Hubungan  timbal  baik  terjad  dapat  antarkata  dalam frasa  satu  unsur  atau  dapat  terjadi  antar  frasa  dalam    antar fungsi  dalam kalimat.  Hubungan  antar fungsi  itu  dapat  menimbulkan  kekacauan  makna gramatikal kalimat. Perhatikanlah contoh kalimat yang berprasyarat koherensi berikut.  Contoh kalimat yang TIDAK KOHERENSIF (1) Setiap hari dia pulang pergi Bogor –Jakarta dengan kereta api. (2) Oleh panitia seminar makalah itu dimasukkan ke dalam antologi. (3)  Pelaksanaan seminar itu karena jalan macet harus ditunda satu jam kemudian.  Pembetulan kalimat yang KOHERENSIF (1a)  Setiap hari dia pergi pulang Bogor—Jakarta dengan kereta api  (2b)  Makalah seminar itu dimasukkan ke dalam antologi. (3a). Karena jalan macet, pelaksanaan seminar itu ditunda satu jam kemudian.   3. KEHEMATAN KALIMAT ATAU EKONOMI BAHASA  KEHEMATAN arau ekonomi bahasa adalah penulisan kalimat yang langsung menyampaikan  gagasan  atau pesan  kalimat  secara  jelas,  lugas,  dan  logis. Kalimat yang hemat dalam penulisan menghindari dan memperhatikan hal-hal berikut . (1)  Penulis  menggunakan kata bermakna  leksikal  yang  jelas dan lugas  dan penempatan afiksasi yang benar. (2)   Penulis menghindari subjek yang sama dalam kalimat majemuk. (3)   Penulis menghindari pemakaian hiponimi dan sinonimi yang tidak perlu. (4)   Penulis  menghindari  penggunaan  kata  depan  (preposisi) di  depan kalimat dan di depan subjek. (5)   Penulis menghindari penggunaan kata penghubung (konjungsi) di depan subjek dan di belakang predikat yang berkata kerja transitif. (6)   Penulis menghindari kata ulang jika sudah ada kata bilangan tak tentu di depan kata benda. (7)   Penulis  menghindari fungsi  tanda  baca  dan  pengulangan  kata  dalam rincian. (8)   Penulis  menghindari keterangan  yang  berbelit-belit  dan  panjang  yang seharusnya ditempatkan dalam catatan kaki (footnotes). (9)   Penulis  menghindari  pemborosan  kata  dan  afiksasi  yang  tidak  jelas fungsinya.  Perhatikanlah  contoh  berikut,yaitu  kalimat  kurang  memperhatikan  ekonomi bahasa. (a)  Dalam ruangan ini kita dapat menemukan barang-barang, antara lain seperti meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain. (b) Karena modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit. (c)  Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.   Perbaikan kalimat yang memperhatikan ekonomi bahasa berikut. (a1)   Dalam  ruangan  ini  kita  dapat  menemukan   meja,  kursi,  buku, lampu, dan lain-lain. (b1)   Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit. (b2)   Modal  di  bank terbatas,  sehingga  tidak  semua  pengusaha  lemah memperoleh kredit. (c1)  Pada  hari  itu  saya  berhalangan  hadir,   maka  rapat  akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin. (c2)  Apabila pada hariitu saya berhalangan hadir, rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.   4. PENEKANAN DALAM KALIMAT EFEKTIF  Dalam kalimat  efektif  PENEKANAN  ATAU  PENONJOLAN   adalah  upaya penulis untuk memfokuskan kata atau frasa dalam kalimat. Penekanan dalam kalimat dapat berupa kata, frasa, klausa, dalam kalimat yang dapat berpindah-pindah.   Namun, penekanan  tidak sama  dengan penentuan gagasan  utama dan  ekonomi  bahasa.  Penekanan  dapat  dilakukan  dalam kalimat  lisan  dan kalimat tulis. Pada kalimat lisan, penekanan dilakukan dengan intonasi  yang dapat disertai mimik muka dan bentuk nonverbal lainnya. Penekanan dalam kalimat tulis dapat dilakukan dengan cara-cara berikut. (1)   Mutasi,  yaitu  mengubah  posisi  kalimat  dengan  menempatkan  bagian yang dipenting pada awal kalimat. Contoh: Minggu  depan  akan  diadakan  seminar ”Pencerahan  Pancasila  bagi Mahasiswa” (2)   Repetisi,  yaitu mengulang kata yang  sama  dalam  kalimat yang  bukan berupa sinonim kata. Contoh:  Kalau pimpinan sudah mengatakan tidak tetap tidak. (3)   Kursif, yaitu menulis miring, menghitamkan, atau menggaris bawahi kata yang dipentingkan. Contoh: Bab II skripsi ini tidak membicarakan fluktuasi harga saham. (4)   Pertentangan, yaitu menempatkan kata yang bertentangan dalam kalimat. Pertentangan bukan berarti antonim kata. Contoh: Dia sebetulnya pintar tetapi malas kuliah. (5)   Partikel,  yaitu  menempatkan  paretikel  (lah,kah,  pun,per,  tah)  sebelum atau sesudah kata yang dipentingkan dalam kalimat.  Contoh: Dalam berdemokrasi, apa pun harus transparan kepada rakyat. (6)   Penekanan dalamkalimat tidak berarti penonjolan gagasan kalimat atau bukan ekonomi bahasa.  5. KESEJAJARANDALAM KALIMAT (PARALELISME)  KESEJAJARAN  (PARALELISME)  adalah  upaya  penulis  merinci  unsur yang sama penting dan sama fungsi secra kronologis dan logis dalam kalimat. Dalam kalimat dan paragraph, raincian itu harus menggunakan bentuk bahasa yang  sama,  yaitu  rincian  sesama  kata,   sesama  prasa, sesama  kalimat. Kesamaan bentuk dalam paralelisme menjaga pemahaman yang fokus bagi pembaca  dan  sekaligus  menunjukkan  kekonsistenan  sebuah  kalimat  dalam penulisan karya ilmiah. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kesejajaran rincian kalimat efektif adalah sebagai berikut. (1)  Tentukanlah apakah kesejajaran beradabentuk  bahasa kalimat atau paragraf. (2)  Jika urutan rincian dalam bentuk frasa, rincian uruan berikut harus dalam bentuk frasa juga. (3)   Penomoran dalam rincian harus konsisten. (4)   Perhatikanlah penempatan tanda baca yang benar. (5) Hindarilah  gejala  ekonomi  bahasa  yang  bermakna  sama:       seperti……dan lain lain, antara lain…..       Sebagai berikut, yakni:….  Perhatikanlah contoh kesejajaran yang benar berikut. Kami sangat mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara pada: hari :…, tanggal:…., waktu: …., acara: …., dan Tempat: …..  6. KEVARIASIAN DALAM KALIMAT EFEKTIF  KEVARIASIAN dalam  kalimat efektif adalah upaya penulis menggunakan berbagai  pola  kalimat  dan  jenis  kalimat  untuk  menghindari  kejenuhan  atau kemalasan  pembaca  terhadap teks  karangan  ilmiah.   Fungsi   utama kevariasian ini adalah menjaga perhatian dan minat baca terhadap teks ilmiah berlanjut  bagi  pembaca.  Pada  dasarnya  kevariasian  adalah  upaya penganekaragaman  pola,  bentuk,  dan  jenis  kalimat  agar  pembaca  tetap termotivasi  membaca  dan  memahami  teks  sebuah  karangan  ilmiah.  Agar kevariasi  dapat  menjaga  motivasi  pembaca  terhadap  teks,  penulis  perlu memperhatikan hal-hal berikut. (1)   Awal kalimat tidak selalu dimulai dengan unsur subjek, tetapi kalimat dapat  dimulai  dengan predikat  dan  keterangan  sebagai  variasi  dalam penataan pola kalimat. (2)   Kalimat yang panjang dapat diselingi dengan kalimat yang pendek. (3)   Kalimat  berita  dapat  divariasikan  dengan  kalimat  Tanya,  kalimat perintah, dan kalimat seruan. (4)  Kalimat aktif dapat divariasikan dengan kalimat pasif. (5)   Kalimat tunggal dapat divariasikan dengankalimat majemuk. (6)  Kalimat tak langsung dapat divariasikan dengan kalimat langsung. (7)   Kalimat  yang  diuraikan  dengan  kata-kata  dapat  divariasikan  dengan tampilan gambar, bagan, grafik, kurva, marik, dan lain-lain. (8)   Apa pun bentuk kevariasian yang dilakukan oleh penulis jangan sampai mengubah atau keluar dari pokok masalah yang dibicarakan. Perhatikanlah contoh kalimat dengan variasinya. (a)  Dari  renungan  itu  seorang  manajer  menemukan  suatu makna,  suatu realitas  yang  baru,  suatu kebenaran yang  menjadi  ide  sentral  yang menjiwai bisnisnya ke depan. (b)  Seorang   ahli Inggris mengemukakan bahwa  seharus  tidak dibangun pelabuhan samudera.  Namun, pemerintah  tidak memutuskan demikian. Memang  cukup  banyak mengendorkan semangat  kalau  melihat keadaan  di  Indonesia  belahan  Timur  meskipun  fasulitas  pengangkutan laut dan udara sudah banyak dibangun.  (Variasi  kalimat  dengan  kata  berawalan  me-  dan berawalan di-).  7. PENALARAN DALAM KALIMAT EFEKTIF  PENALARAN  (reasoning) adalah proses mental dalam mengembangkan pikiran  logis  (nalar)  dari   beberapa fakta  atau  prinsip (KBBI,2005:772).  Hal yang  diutamakan  dalam  penalaran  adalah proses  berpikr  logis  dan  bukan dengan perasaan atau bukan pengalaman. Penalaran tidak akan tercapai jika tidak  didukung  oleh  kesatuan  dan  kepaduan  kalimat.  Dalam penalaran  alur berpikirlah  ang  ditonjolkan  agar  kalimat  dapat  dipertanggungjawabkan  dan dapat  dipahami  dengan  benar  dan  tepat  sehingga  tidak  menimbulkan kesalahpahaman atau salah kaprah. Kesatuan pikiran akan logis jika didukung atau dikaitkan dari gabungan unsur atau fungsi kalimat.  Hubungan logis dalam kalimat dapat dilihat melalui kaitan antar unsur dan kaitan  antar bagian  kalimat. Hubungan  logis  dalam kalimat  terdiri  atas  tiga jenis hubungan berikut. (1)   Hubungan logis koordinatif adalah  hubungan  setara  di  antara  bagian bagian  kalimat  dalam  kalimat  majemuk  setara.   Hubungan  logis koordinatif  ini  ditandai  dengan  konjungsi  dan,  serta,  tetapi,  atau, melainkan, sedangkan, padahal. Contoh: Mobil itu kecil tetapi pajaknya sangat besar.  (2)   Hubungan logis korelatif adalah hubungan saling kait di antara bagian kalimat. Hubungan korelatif ini ditandai oleh konjungsi berikut. Hubungan penambahan  :   baik….maupun, tidak hanya..., tetapi juga…….. Hubungan perlawanan     :   tidak….., tetapi….., bukan……., melainkan Hubungan pemilihan        :   apakah…., atau….., entah….entah…… Hubungan akibat              :   demikian…..sehingga, sedemikian rupa……sehingga Hubungan penegasan     :   jangankan…..,…..pun…..  (3)  Hubungan logis subordinatif adalah hubungan kebergantungan di antara induk kalimat dan anak kalimat. Contoh: Dosen itu tidak masuk karena rumahnya kebanjiran. Hubungan subordinatif dalam kalimat majemuk tak setara (bertingkat) cukup banyak hubungan antara induk kalimat dan anak kalimat yang ditandai dengan konjungsi-konjungsi berikut. (a) Hubungan waktu                    : ketika,setelah, sebelum, (b) Hubungan syarat                   : jika,, kalau, jikalau, (c) Hubungan pengandaian       : seandainya andaikan,andai kata, (d) Hubungan tujuan                   : untuk, agar,supaya, (e) Hubungan perlawanan         : meskipun,walaupun, kendatipun, (f) Hubungan pembandiungan  : seolah-olah, seperti, daripada, alih-alih, (g) Hubungan sebab                  : sebab,karena, oleh sebab,lantaran, (h) Hubunganhasil/akibat          : sehingga, maka, sampai (sampai) (i) Hubungan alat                        : dengan, tanpa (j) Hubungan cara                       : dengan, tanpa, (k) Hubungan pelengkap           : bahwa, untuk, apakah, (l) Hubungan keterangan           : yang, (m) Hubungan perbandingan    : sama….dengan, lebih….daripada, berbeda…..dari   Contoh kalimat yang salah karena tidak logis (salah nalar) (1) Di antara masalah nasional yang penting itu mencantumkan masalah MPKT dalam pendidikan   (SALAH). Di  antara  masalah  pendidikan  nasional  itu  tercantum  masalah  MPKT dalam pendidikan    (BENAR) (2)   Untuk  mengetahui  baik  buruk  pribadi  seseorang  dapat  dilihat  dari tingkah lakunya sehari-hari. (SALAH) Baik buruk pribadi seseorang dapat dilihat dari pribadinya sehari-hari. (BENAR) (3)   PT  Gudang  Garam  termasuk  lima  penghasil terbesar  devisa negara tahun 2010. (SALAH) PT Gudang Garam termasuk lima besar penghasil devisa negara tahun 2010. (BENAR). (4)   Meskipun dia datang terlambat, namun dia dapat menyelesaikan masalah itu. (SALAH) Meskipun datang terlambat, dia dapat menyelesaikan masalah itu. (BENAR) Dia datang terlamat, namun dapat menyelesaikan masalah itu. (BENAR) (5)   Dia membantah bahwa bukan dia yang korupsi tetapi staf keungan perusahaan. (SALAH) Dia menyatakan bahwa bukan dia yang korupsi melainkan staf keuangan perusahaan. (BENAR)
Kalimat yang baik adalah kalimat yang tergolong efektif dalam menyampaikan pesan kepada lawan bicara atau orang yang membacanya. Tujuan kalimat efektif sendiri untuk mengontrol penyusunan suatu kalimat menjadi  jelas dan langsung mengarah pada inti pembicaraan (to the point ) supaya tidak terkesan berlebihan atau berputar-putar yang mengakibatkan kalimat menjadi sulit dipahami dan dimengerti oleh lawan bicara kita. Adapun syarat dari kalimat efektif adalah:

1. FUNGSI GRAMATIKAL DALAM KALIMAT EFEKTIF ATAU KESATUAN
FUNGSI GRAMATIKAL
Fungsi  gramatikal atau  unsur  struktur  dalam kalimat  dikenal  dengan istilah  subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan yang dirumuskan atau disngkat menjadi  
S + P + (O/Pel.) + (Ket) /
     S      : adalah subjek
     P      : adalah predikat
     O      : adalah objek
     Pel  .:  adalah pelengkap
     Ket.  : adalah keterangan.
Fungsi   subjek  dan  fungsi  predikat  harus ada  dan  jelas  dalam kalimat  dan secara  fakultatif  diperlukan  fungsi  objek,  fungsi  pelengkap,  dan  fungsi keterangan.  

SUBJEK  adalah  fungsi  kalimat  yang  menandai  apa  yang  dinyatakan  oleh penulis. Posisi subjek dalam kalimat bebas, yaitu terdapat pada awal, tengah, atau akhir kalimat.

PREDIKAT  adalah fungsi  kalimat yang  menandai  apa  yang  dinyatakan oleh penulis  tentang  subjek.  Posisi  predikat  dalam  kalimat  juga  bebas, kecuali tidak boleh di belakang objek dan di belakang pelengkap.

OBJEK adalah fungs ikalimat yang melengkapi kata kerja aktif dan kata kerja pasif sebagai hasil perbuatan, yang dikenai perbuatan, yang menerima,atau yang  diuntungkan  oleh  perbuatan  sebagai  predikat. Fungsi objek  selalu terletak di belakang predikat berkata kerja transitif.

PELENGKAP adalah  fungsi  yang  melengkapi  fungsi  kata  kerja  berawalan ber- dalam predikat,  sehingga  predikat  kalimat  menjadi  lebih lengkap.  Posisi pelengkap dalam kalimat terletak di belakang predikat berawalan ber-.

KETERANGAN  adalah  fungsi  kalimat  yang  melengkapi  fungsi-fungsi kalimat, yaitu melengkapi fungsi subjek, fungsi predikat, dan fungsi objek, atau fungsi  semua  unsur  dalam kalimat.  Posisi  keterangan  dalam  kalimat bebas dan  tidakn  terbatas.  Tidak  terbatas  dimaksudkan  fungsi keterangan  dapat  lebih  dari  satu  pada  posisi  bebas  yang  sesuai  dengan  kepentingan fungsi-fungsi kalimat.

Perhatikanlah posisi fungsi-fungsi kalimat berikut.
(1)   Setelah bekerja selama tiga hari, panitia pelaksana seminar lingkungan hidup itu berhasil merumuskan undang-undang kebersihan tata kota Jakarta di Kantor DPD DKI Jakarta. 
(P-Pel-S-P-O-K)
(2)   Keputusan hakim perlu ditinjau kembali.( S – P)
(3)   Perlu ditinjau kembali keputusan hakim. (P – S)
(4)   Kelompok Pialang (broker) berbicara tentang fluktuasi harga sama IHSG. (S – P – Pel.)
(5)  Selama tahun 2012 fluktuasi harga saham IHSG mengalami kenaikan yang signifikan  sebanyak 12 kali di Bursa Efek Jakarta (K – S – P – O – K)
(6)   Pengacara tersebut mempelajari undang-undang pencemaran nama baik dan membandingkannya dengan Undang-undang Dasar RI. (S1 – P1 – O1 – P2 – K) 
(7)   Evaluasi pembelajaran mahasiswa meliputi empat komponen, yaitu komponen UTS, komponen UAS, komponen kehadiran, dan komponen makalah ilmiah. 
(S1 – P1 – O1 – K1 – K2- K3 – K4)
(8)   Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadah dengan leluasa. (S3- P3 – S1 – P1 – S2 – P2) 

Perhatikanlah contoh kalimat majemuk dalam posisi fungsi yang berbeda berikut.
(9)   Bahwa kemerdekaan itu hak semua bangsa sudah diketahui semua orang.
 ( S1 (konjungsi + S2 + P2)  -  P1 - O1.)
(10)   Dosen  mengatakan bahwa komponen nilai UAS berbobot 40%. (S1 -P1 - O1 (S2+P2)).
(11)  Hasil UAS mahasiswa dibatalkan jika mahasiswa ketahuan mencontek. 
(S1 – P1 – K1 (S2+P2)).
(12)  Kelompok C berpresentasi dan tim juri menilainya. (S1 – P1 + S2 – P2)
(13)  Kinerja bisnis mulai membaik dan perkembangan ekonomi menjadi stabil setelah pemilu berlangsung damai. (S1 - P1 + S2 – P2 + (S3 + P3)

2. KEPADUAN (KOHERENSI) DALAM KALIMAT

Kepaduan  atau  keherensi   dalam    kalimat  efektif   adalah  hubungan timbal  balik  atau  hubungan  kedua  arah  di  antara  kata  atau  frasa  dengan jelas,  benar,  dan  logis.  Hubungan  timbal  baik  terjad  dapat  antarkata  dalam frasa  satu  unsur  atau  dapat  terjadi  antar  frasa  dalam    antar fungsi  dalam kalimat.  Hubungan  antar fungsi  itu  dapat  menimbulkan  kekacauan  makna gramatikal kalimat. Perhatikanlah contoh kalimat yang berprasyarat koherensi berikut.

Contoh kalimat yang TIDAK KOHERENSIF
(1) Setiap hari dia pulang pergi Bogor –Jakarta dengan kereta api.
(2) Oleh panitia seminar makalah itu dimasukkan ke dalam antologi.
(3)  Pelaksanaan seminar itu karena jalan macet harus ditunda satu jam kemudian.

Pembetulan kalimat yang KOHERENSIF
(1a)  Setiap hari dia pergi pulang Bogor—Jakarta dengan kereta api 
(2b)  Makalah seminar itu dimasukkan ke dalam antologi.
(3a). Karena jalan macet, pelaksanaan seminar itu ditunda satu jam kemudian. 

3. KEHEMATAN KALIMAT ATAU EKONOMI BAHASA

KEHEMATAN arau ekonomi bahasa adalah penulisan kalimat yang langsung menyampaikan  gagasan  atau pesan  kalimat  secara  jelas,  lugas,  dan  logis. Kalimat yang hemat dalam penulisan menghindari dan memperhatikan hal-hal berikut .
(1)  Penulis  menggunakan kata bermakna  leksikal  yang  jelas dan lugas  dan penempatan afiksasi yang benar.
(2)   Penulis menghindari subjek yang sama dalam kalimat majemuk.
(3)   Penulis menghindari pemakaian hiponimi dan sinonimi yang tidak perlu.
(4)   Penulis  menghindari  penggunaan  kata  depan  (preposisi) di  depan kalimat dan di depan subjek.
(5)   Penulis menghindari penggunaan kata penghubung (konjungsi) di depan subjek dan di belakang predikat yang berkata kerja transitif.
(6)   Penulis menghindari kata ulang jika sudah ada kata bilangan tak tentu di depan kata benda.
(7)   Penulis  menghindari fungsi  tanda  baca  dan  pengulangan  kata  dalam rincian.
(8)   Penulis  menghindari keterangan  yang  berbelit-belit  dan  panjang  yang seharusnya ditempatkan dalam catatan kaki (footnotes).
(9)   Penulis  menghindari  pemborosan  kata  dan  afiksasi  yang  tidak  jelas fungsinya.

Perhatikanlah  contoh  berikut,yaitu  kalimat  kurang  memperhatikan  ekonomi bahasa.
(a)  Dalam ruangan ini kita dapat menemukan barang-barang, antara lain seperti meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain.
(b) Karena modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(c)  Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin. 

Perbaikan kalimat yang memperhatikan ekonomi bahasa berikut.
(a1)   Dalam  ruangan  ini  kita  dapat  menemukan   meja,  kursi,  buku, lampu, dan lain-lain.
(b1)   Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(b2)   Modal  di  bank terbatas,  sehingga  tidak  semua  pengusaha  lemah memperoleh kredit.
(c1)  Pada  hari  itu  saya  berhalangan  hadir,   maka  rapat  akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.
(c2)  Apabila pada hariitu saya berhalangan hadir, rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin. 

4. PENEKANAN DALAM KALIMAT EFEKTIF

Dalam kalimat  efektif  PENEKANAN  ATAU  PENONJOLAN   adalah  upaya penulis untuk memfokuskan kata atau frasa dalam kalimat. Penekanan dalam kalimat dapat berupa kata, frasa, klausa, dalam kalimat yang dapat berpindah-pindah.   Namun, penekanan  tidak sama  dengan penentuan gagasan  utama dan  ekonomi  bahasa.  Penekanan  dapat  dilakukan  dalam kalimat  lisan  dan kalimat tulis. Pada kalimat lisan, penekanan dilakukan dengan intonasi  yang dapat disertai mimik muka dan bentuk nonverbal lainnya. Penekanan dalam kalimat tulis dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.
(1)   Mutasi,  yaitu  mengubah  posisi  kalimat  dengan  menempatkan  bagian yang dipenting pada awal kalimat.
Contoh:
Minggu  depan  akan  diadakan  seminar ”Pencerahan  Pancasila  bagi Mahasiswa”
(2)   Repetisi,  yaitu mengulang kata yang  sama  dalam  kalimat yang  bukan berupa sinonim kata.
Contoh: 
Kalau pimpinan sudah mengatakan tidak tetap tidak.
(3)   Kursif, yaitu menulis miring, menghitamkan, atau menggaris bawahi kata yang dipentingkan.
Contoh:
Bab II skripsi ini tidak membicarakan fluktuasi harga saham.
(4)   Pertentangan, yaitu menempatkan kata yang bertentangan dalam kalimat. Pertentangan bukan berarti antonim kata.
Contoh:
Dia sebetulnya pintar tetapi malas kuliah.
(5)   Partikel,  yaitu  menempatkan  paretikel  (lah,kah,  pun,per,  tah)  sebelum atau sesudah kata yang dipentingkan dalam kalimat.
Contoh:
Dalam berdemokrasi, apa pun harus transparan kepada rakyat.
(6)   Penekanan dalamkalimat tidak berarti penonjolan gagasan kalimat atau bukan ekonomi bahasa.

5. KESEJAJARANDALAM KALIMAT (PARALELISME)

KESEJAJARAN  (PARALELISME)  adalah  upaya  penulis  merinci  unsur yang sama penting dan sama fungsi secra kronologis dan logis dalam kalimat. Dalam kalimat dan paragraph, raincian itu harus menggunakan bentuk bahasa yang  sama,  yaitu  rincian  sesama  kata,   sesama  prasa, sesama  kalimat. Kesamaan bentuk dalam paralelisme menjaga pemahaman yang fokus bagi pembaca  dan  sekaligus  menunjukkan  kekonsistenan  sebuah  kalimat  dalam penulisan karya ilmiah.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kesejajaran rincian kalimat efektif adalah sebagai berikut.
(1)  Tentukanlah apakah kesejajaran beradabentuk  bahasa kalimat atau paragraf.
(2)  Jika urutan rincian dalam bentuk frasa, rincian uruan berikut harus dalam bentuk frasa juga.
(3)   Penomoran dalam rincian harus konsisten.
(4)   Perhatikanlah penempatan tanda baca yang benar.
(5) Hindarilah  gejala  ekonomi  bahasa  yang  bermakna  sama:
      seperti……dan lain lain, antara lain…..
      Sebagai berikut, yakni:….

Perhatikanlah contoh kesejajaran yang benar berikut.
Kami sangat mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara pada:
hari :…,
tanggal:….,
waktu: ….,
acara: …., dan
Tempat: …..

6. KEVARIASIAN DALAM KALIMAT EFEKTIF

KEVARIASIAN dalam  kalimat efektif adalah upaya penulis menggunakan berbagai  pola  kalimat  dan  jenis  kalimat  untuk  menghindari  kejenuhan  atau kemalasan  pembaca  terhadap teks  karangan  ilmiah.   Fungsi   utama kevariasian ini adalah menjaga perhatian dan minat baca terhadap teks ilmiah berlanjut  bagi  pembaca.  Pada  dasarnya  kevariasian  adalah  upaya penganekaragaman  pola,  bentuk,  dan  jenis  kalimat  agar  pembaca  tetap termotivasi  membaca  dan  memahami  teks  sebuah  karangan  ilmiah.  Agar kevariasi  dapat  menjaga  motivasi  pembaca  terhadap  teks,  penulis  perlu memperhatikan hal-hal berikut.
(1)   Awal kalimat tidak selalu dimulai dengan unsur subjek, tetapi kalimat dapat  dimulai  dengan predikat  dan  keterangan  sebagai  variasi  dalam penataan pola kalimat.
(2)   Kalimat yang panjang dapat diselingi dengan kalimat yang pendek.
(3)   Kalimat  berita  dapat  divariasikan  dengan  kalimat  Tanya,  kalimat perintah, dan kalimat seruan.
(4)  Kalimat aktif dapat divariasikan dengan kalimat pasif.
(5)   Kalimat tunggal dapat divariasikan dengankalimat majemuk.
(6)  Kalimat tak langsung dapat divariasikan dengan kalimat langsung.
(7)   Kalimat  yang  diuraikan  dengan  kata-kata  dapat  divariasikan  dengan tampilan gambar, bagan, grafik, kurva, marik, dan lain-lain.
(8)   Apa pun bentuk kevariasian yang dilakukan oleh penulis jangan sampai mengubah atau keluar dari pokok masalah yang dibicarakan.
Perhatikanlah contoh kalimat dengan variasinya.
(a)  Dari  renungan  itu  seorang  manajer  menemukan  suatu makna,  suatu realitas  yang  baru,  suatu kebenaran yang  menjadi  ide  sentral  yang menjiwai bisnisnya ke depan.
(b)  Seorang   ahli Inggris mengemukakan bahwa  seharus  tidak dibangun pelabuhan samudera.  Namun, pemerintah  tidak memutuskan demikian. Memang  cukup  banyak mengendorkan semangat  kalau  melihat keadaan  di  Indonesia  belahan  Timur  meskipun  fasulitas  pengangkutan laut dan udara sudah banyak dibangun.  (Variasi  kalimat  dengan  kata  berawalan  me-  dan berawalan di-).

7. PENALARAN DALAM KALIMAT EFEKTIF

PENALARAN  (reasoning) adalah proses mental dalam mengembangkan pikiran  logis  (nalar)  dari   beberapa fakta  atau  prinsip (KBBI,2005:772).  Hal yang  diutamakan  dalam  penalaran  adalah proses  berpikr  logis  dan  bukan dengan perasaan atau bukan pengalaman. Penalaran tidak akan tercapai jika tidak  didukung  oleh  kesatuan  dan  kepaduan  kalimat.  Dalam penalaran  alur berpikirlah  ang  ditonjolkan  agar  kalimat  dapat  dipertanggungjawabkan  dan dapat  dipahami  dengan  benar  dan  tepat  sehingga  tidak  menimbulkan kesalahpahaman atau salah kaprah. Kesatuan pikiran akan logis jika didukung
atau dikaitkan dari gabungan unsur atau fungsi kalimat. 
Hubungan logis dalam kalimat dapat dilihat melalui kaitan antar unsur dan kaitan  antar bagian  kalimat. Hubungan  logis  dalam kalimat  terdiri  atas  tiga jenis hubungan berikut.
(1)   Hubungan logis koordinatif adalah  hubungan  setara  di  antara  bagian bagian  kalimat  dalam  kalimat  majemuk  setara.   Hubungan  logis koordinatif  ini  ditandai  dengan  konjungsi  dan,  serta,  tetapi,  atau, melainkan, sedangkan, padahal.
Contoh: Mobil itu kecil tetapi pajaknya sangat besar.

(2)   Hubungan logis korelatif adalah hubungan saling kait di antara bagian kalimat. Hubungan korelatif ini ditandai oleh konjungsi berikut.
Hubungan penambahan  :   baik….maupun, tidak hanya..., tetapi juga……..
Hubungan perlawanan     :   tidak….., tetapi….., bukan……., melainkan
Hubungan pemilihan        :   apakah…., atau….., entah….entah……
Hubungan akibat              :   demikian…..sehingga, sedemikian rupa……sehingga
Hubungan penegasan     :   jangankan…..,…..pun…..

(3)  Hubungan logis subordinatif adalah hubungan kebergantungan di antara induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh: Dosen itu tidak masuk karena rumahnya kebanjiran.
Hubungan subordinatif dalam kalimat majemuk tak setara (bertingkat) cukup banyak hubungan antara induk kalimat dan anak kalimat yang ditandai dengan konjungsi-konjungsi berikut.
(a) Hubungan waktu                    : ketika,setelah, sebelum,
(b) Hubungan syarat                   : jika,, kalau, jikalau,
(c) Hubungan pengandaian       : seandainya andaikan,andai kata,
(d) Hubungan tujuan                   : untuk, agar,supaya,
(e) Hubungan perlawanan         : meskipun,walaupun, kendatipun,
(f) Hubungan pembandiungan  : seolah-olah, seperti, daripada, alih-alih,
(g) Hubungan sebab                  : sebab,karena, oleh sebab,lantaran,
(h) Hubunganhasil/akibat          : sehingga, maka, sampai (sampai)
(i) Hubungan alat                        : dengan, tanpa
(j) Hubungan cara                       : dengan, tanpa,
(k) Hubungan pelengkap           : bahwa, untuk, apakah,
(l) Hubungan keterangan           : yang,
(m) Hubungan perbandingan    : sama….dengan, lebih….daripada, berbeda…..dari 

Contoh kalimat yang salah karena tidak logis (salah nalar)
(1) Di antara masalah nasional yang penting itu mencantumkan masalah MPKT dalam pendidikan   (SALAH).
Di  antara  masalah  pendidikan  nasional  itu  tercantum  masalah  MPKT
dalam pendidikan    (BENAR)
(2)   Untuk  mengetahui  baik  buruk  pribadi  seseorang  dapat  dilihat  dari tingkah lakunya sehari-hari. (SALAH)
Baik buruk pribadi seseorang dapat dilihat dari pribadinya sehari-hari.
(BENAR)
(3)   PT  Gudang  Garam  termasuk  lima  penghasil terbesar  devisa negara tahun 2010. (SALAH)
PT Gudang Garam termasuk lima besar penghasil devisa negara tahun 2010. (BENAR).
(4)   Meskipun dia datang terlambat, namun dia dapat menyelesaikan masalah itu. (SALAH)
Meskipun datang terlambat, dia dapat menyelesaikan masalah itu. (BENAR)
Dia datang terlamat, namun dapat menyelesaikan masalah itu. (BENAR)
(5)   Dia membantah bahwa bukan dia yang korupsi tetapi staf keungan perusahaan. (SALAH)
Dia menyatakan bahwa bukan dia yang korupsi melainkan staf keuangan perusahaan. (BENAR)

Semoga bermanfaat. Salam Guru Ngapak!

Silahkan masukan e-mail Anda sekarang, untuk mendapatkan update artikel terbaru (Gratis!):

Delivered by FeedBurner

2 Responses to "SYARAT KALIMAT EFEKTIF"

  1. kereeen mas artikelnya... ada contohnya jga hhe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih mas, iya saya kasih contoh supaya pembaca bisa lebih memahami, bukan teorinya saja.hehe

      Delete

Terimakasih sudah bersedia berkunjung. Semoga bermanfaat. Silahkan tulis komentar anda di papan komentar. Komentar anda sangat bermanfaat untuk kemajuan artikel-artikel selanjutnya.